Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jual Beli Yang Terlarang dan Jual Beli sah tetapi terlarang didalam Al-Qur'an dan Hadist

Jual Beli Yang Terlarang dan jual beli sah tetapi terlarang didalam Al-Qur'an dan Hadist


Jual Beli yang Terlarang


Pengertian Jual Beli yang Terlarang

Jual beli yang terlarang adalah jual beli yang tidak memenuhi rukun dan syaratnya, antara lain sebagai berikut.

a. Menjual suatu barang yang dalam proses pembelian. 

Artinya barang tersebut belum menjadi milik penjual secara sempurna. Misalnya, A menjual kendaraan yang belum lunas kreditnya kepada B. Saat dijual kepada B kendaraan tersebut masih menjadi milik dealer dan milik A.

Janganlah engkau jual sesuatu yang engkau beli sebelum engkau terima (sebelum menjadi hakmu secara penuh). (H.R Ahmad dan Baihaqi)

b. Menjual hasil tanaman sebelum pantas dipanen (ijon). 

Hal itu masih mengandung unsur ketidakpastian (mungkin rusak sebelum tua). Sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut.
Dari ibnu Umar, "Nabi saw. Telah melarang jual buah-buahan sehingga nyata patutnya (pantas dipetik) " (H.R. Bukhari dan Muslim)

c. Menjual sperma hewan jantan dengan cara mencampurkan hewan tersebut dengan hewan betina. 


Apabila hewan pejantan tersebut dipijahkan, Ulama sepakat memperbolehkan, bahkan menganjurkannya. 
Rasulullah saw. Bersabda
Nabi saw. Melarang upah persetubuan pejantan. (H.R. Muslim dan Nasai)

Barang siapa mencampurkan hewan pejantan dengan betina, kemudian dengan mencampuran itu mendapatkan anak maka baginya pahala sebanyak tujuh puluh hewan. (H.R. Ibnu Hibban).


Jual Beli yang Sah Hukumnya, tetapi dilarang dalam Agama


Pengertian jual beli sah tetapi terlarang

Ada beberapa jenis jual beli yang sah, tetapi dilarang di dalam Islam. Penyebab larangan jual beli itu adalah karana dapat menimbulkan kekecewaan orang lain, mempersempit gerak pasaran, atau merusak ketentraman umum. Dengan kata lain, jual beli tersebut berdampak negatif bagi salah satu pihak atau masyarakat pada umumnya.

Contoh jual beli yang sah, tetapi dilarang dalam agama.


a. Jual beli dengan harga lebih mahal daripada harga pasaran. 

Pembeli mau membeli barang dengan maksud agar orang lain tidak dapat membelinya.

b. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain, maksudnya barang itu masih dalam masa khiar (masih dalam pertimbangan ya atau tidak).

Rasulullah saw. Bersabda
Janganlah membeli salah seorang diantara kamu akan suatu yang sudah dibeli orang lain. (H.R. Bukhari dan Muslim(

c. Menghambat penjual agar tidak sampai di pasar sehingga penjual tidak tahu harga pasaran yang sebenarnya. 

Rasulullah saw. Bersabda
Janganlah kamu menghambat orang-orang yang mau ke pasar. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Jual beli seperti itu disebut jual beli untung-untungan sehingga salah satu pihak ada yang dirugikan.

d. Jual beli dengan cara menimbun barang. 

Cara seperti ini merugikan masyarakat yang memerlukannya. Pada waktu sudah langka, barang-barang tersebut dengan harga tinggi sehingga merugikan masyarakat.
Rasulullah saw. Bersabda
Tidak akan menimbun harta. Kecuali orang yang durhaka. (H.R. Muslim)

e. Jual beli barang untuk maksiat. 

Allah stw. Telah berfirman
.... tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan .... (Q.S. Al-Ma'idah: )

f. Jual beli dengan cara mengecoh, misalnya bagian atas atau permukaan tampak bagus, sedangkan yang bawah atau dalam buruk.

sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut.
Dari Abi Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. Pernah melalui suatu onggokan makanan yang bakal dijual, lantas beliau memasukkan tangannya ke dalam onggokan itu, tiba-tiba jari tangan beliau meraba yang basah di dalamnya. Beliau mengeluarkan tangannya yang basah itu sambil berkata, "Mengapakah ini?" Pemilik makanan menjawab, "Basah karena kehujanan, ya Rasulullah". Beliau bersabda lagi, "Mengapa tidak engkau taruh di sebah atas supaya dapat dilihat orang?" Barang siapa mengecoh berarti ia bukan umatku". (H.R. Muslim)

Post a Comment for "Jual Beli Yang Terlarang dan Jual Beli sah tetapi terlarang didalam Al-Qur'an dan Hadist"